Written by abdullah
Tuesday, 23 December 2008 15:13
Coba kita renungkan beberapa peranyaan berikut. Pertama, pernahkah kita merasa berat atau malas ketika hendak melaksanakan sholat? Mungkin jawabannya adalah “Pernah”. Lalu, pernahkah kita meninggalkan sholat fardhu yang diwajibkan kepada seluruh umat Islam yang telah baligh? Jawabannya mungkin “Pernah”, atau bahkan mungkin “Sering”. Dan yang ketiga adalah pernahkah kita memikirkan apa yang telah Allah swt siapkan sebagai imbalan atas ibadah sholat kita? Mungkin jawabannya adalah “Jarang”, atau bahkan mungkin “Tidak pernah”.
Sebenarnya, sholat itu bukanlah perkara yang berat untuk dikerjakan. Untuk mengerjakan sholat, seseorang tidak harus membanting tulang dan atau memeras keringat terlebih dahulu. Mengerjakan sholat juga tidak harus menyiapkan waktu yang panjang. Intinya, mengerjakan sholat itu bukanlah sebuah pekerjaan yang akan melelahkan atau menyedot sebagian atau seluruh energi kita. Justru dengan sholat inilah, jiwa dan raga kita yang telah letih karena seharian bekerja akan beristirahat dan mengumpulkan energinya kembali. Dengan sholat, pikiran yang kusut akan kembali fresh.
Aneh rasanya, jika kita telah mengetahui bahwa sholat adalah salah satu ibadah wajib yang diperintahkan oleh Allah swt namun kita berani meninggalkannya. Seandainya saja semua manusia itu mengerti bahwa perintah sholat adalah perintah yang akan memberikannya ganjaran yang tidak terkira besarnya, niscaya mereka akan sangat menyesal karena telah mengabaikan atau meremehkan perintah sholat ini.
Sesungguhnya, tidaklah Allah swt menciptakan sesuatu atau menetapkan sesuatu melainkan dengan alasan atau tujuan yang haq. Alasan atau tujuan yang dapat secara langsung di inderai, maupun alasan atau tujuan yang tidak bisa dicapai oleh logika manusia, yang menjadi rahasia Allah swt dan akan diberikan hanya kepada umat-Nya yang senantiasa menunaikan ibadah sholat dengan ikhlas dan khusyuk.
Salah satu rahasia Allah swt mengenai ibadah sholat adalah ketika Allah swt selesai menciptakan malaikat Jibril dengan bentuk yang cantik, dan Allah swt menciptakan pula baginya 600 sayap yang panjang , sayap itu antara timur dan barat (pendapat lain menyatakan 124, 000 sayap). Setelah memandangi dirinya yang tampak begitu indah dan sempurna, maka malaikat Jibril pun berkata kepada Allah swt:
"Wahai Rabb-ku, apakah Engkau menciptakan makhluk lain yang lebih baik daripada aku?."
Kemudian Allah swt pun menjawab pertanyaan malaikat Jibril, "Tidak"
Mendengar jawaban Allah swt, maka malaikat Jibril pun berdiri dan melakukan shoalt dua rakaat untuk bersyukur kepada Allah swt. Pada setiap rakaat sholat yang dikerjakan oleh malaikat Jibril menghabiskan masa selama 20.000 tahun lamanya.
Setelah malaikat Jibril selesai melaksanakan sholatnya, kemudian Allah swt pun berfirman kepadanya, “Wahai Jibril, kamu telah menyembah Aku dengan ibadah yang bersungguh-sungguh, dan tidak ada seorang pun yang menyembah kepada-Ku seperti ibadah yang kamu lakukan, akan tetapi di akhir zaman nanti akan datang seorang nabi yang mulia, yang paling Aku cintai, ia bernama Muhammad. Dia mempunyai umat yang lemah dan sentiasa berdosa. Seandainya mereka mengerjakan sholat dua rakaat walau hanya sebentar, dan dalam keadaan lupa serta serba kurang, dengan pikiran yang melayang-layang dan dosa merekapun besar, maka demi kumuliaan-Ku dan ketinggigan-Ku, sesungguhnya sholat mereka itu lebih Aku sukai daripada sholatmu. Hal tersebut karena mereka telah mengerjakan sholat itu atas perintah-Ku sedangkan sholat kamu bukan atas perintah-Ku”.
Setelah mendengar hal tersebut, Jibril pun kembali bertanya kepada Allah swt: "Ya Rabb-ku, apakah yang Engkau berikan kepada mereka sebagai ganjaran atas ibadah mereka kepada-Mu?"
Maka Allah swt berfirman yang artinya, "Ya Jibril, akan Aku berikan surga Ma'’waa sebagai tempat tinggal mereka...". Malaikat Jibril kemudian meminta izin kepada Allah swt untuk melihat surga Ma’wa tersebut.
Setelah Allah swt memberikan izin kepadanya, maka malaikat Jibril pun langsung mengembangkan sayapnya dan terbang menuju surga Ma’wa tersebut. Satu kepakan sayap malaikat Jibril adalah sama dengan jarak perjalanan selama 3000 tahun. Dan terbanglah malaikat Jibril selama 300 tahun perjalanan. Setelah menempuh 300 tahun perjalanan, malaikat Jibril akhirnya kelelahan dan turun untuk singgah dan berteduh di bawah sebuah pohon. Di sana ia bersujud kepada Allah swt seraya berkata: "Ya Rabb-ku, apakah aku telah menempuh setengah, atau sepertiga, atau seperempat dari perjalanan menuju surga Ma’wa?".
Maka Allah swt pun berfirman, "Wahai Jibril, meskipun kamu mampu terbang selama 3000 tahun dan meskipun Aku memberikan kekuatan kepadamu seperti kekuatan yang engkau miliki, lalu kamu terbang seperti yang telah kamu lakukan, niscaya kamu tidak akan sampai kepada sepersepuluh dari beberapa perpuluhan yang telah kuberikan kepada umat Muhammad terhadap imbalan solat dua rakaat yang mereka kerjakan....."
Subhanallah…
Betapa Allah swt telah mempersiapkan bingkisan yang sangat indah dan bernilai tinggi bagi orang-orang yang senantiasa mengerjakan sholat dan beribadah hanya kepada-Nya saja. Bahkan malaikat sebagai makhluk yang paling taat pun tidak dapat melihat atau mencapainya. Betapa bodoh dan hinanya kita yang telah menyepelekan perintah sholat, yang di dalamnya terdapat nikmat yang sangat luar biasa.
Melalui artikel ini, semoga dapat membukakan hati kita untuk senantiasa menunaikan ibadah sholat dan ibadah-ibadah lainnya dengan tulus dan ikhlas. Karena sebagaimana halnya sholat, dibalik seluruh perintah Allah swt dan seluruh ibadah kepada-Nya pastilah tersimpan rahasia besar yang insya Allah akan membawa kita kepada kemuliaan di dunia dan di akhirat.
Wallahua’lam
Jumat, 23 Oktober 2009
PERBEDAAN PRIA DAN WANITA
1) Pria berburu dan melindungi, wanita mengasuh dan menyatukan. Sehingga wanita yang mengasuh dan menyusui anaknya tentunya lebih utama dari pada wanita yang meninggalkan anaknya kepada pembantunya yang belum tentu mengerti akhlak mulia. Kecuali ia adalah wanita karir, terlebih lagi suaminya hanya memiliki penghasilan pas-pasan, semoga Allah memaafkannya.
2) Pria objektif, wanita intuitif (menganalisa lewat nada suara dan tatapan mata). Sehingga wajar saja jika pria merasa kesulitan jika berdusta di hadapan wanita secara berhadapan langsung, sebab wanita seperti memiki mesin pendeteksi kebohongan, biasanya pria - klo mau bo'ong - paling aman menggunakan SMS atau paling berani by phone.
3) Sudut pandang mata pria sempit, kerucut di retina mata pria kurang lebar, tidak seperti wanita, sehingga wajar jika pria lebih fokus tapi kurang kreatif melihat wacana lain sekitarnya. sehingga pula sering gagal jika diminta menemukan sesuatu, seperti menemukan gula yang terletak dengan sangat jelas di antara bumbu dapur.Selain itu, karena sudut pandang mata pria sempit, maka tatkala melihat wanita lain yang menggoda, maka kepala pria turut berputar mengikuti arah wanita tersebut. Tapi bukan berarti pria tersebut jatuh cinta, naluriah saja, tidak berbahaya selama pria tersebut memiliki iman yang kuat, tapi menundukkan pandangan mata jauh lebih utama.Namun demikian bukannya berarti wanita tidak pernah melihat pria yang tampan, tetapi karena sudut pandang wanita luas melebar, relatif hampir 180 derajat, maka wanita jarang kepergok basah sedang memandangi seorang pria yang tampan. Dan tentunya wanita ketika berniat belanja mentega di supermarket, karena sudut pandang matanya yang luas, maka seringkali yang terbeli bukan hanya mentega, melainkan hal-hal menarik lainnya.
4) Otak wanita memiliki koneksi antara otak kiri dan kanan sekitar 30% lebih aktif dari pria, tak heran jika wanita bisa berjalan, bicara, dan pakai lipstik sekaligus. Sedangkan pria hanya bisa berkonsentrasi pada satu pekerjaan di satu waktu. Maka tak heran jika pria jarang berbicara ketika sedang bercinta dengan istrinya. Fokus sih.
5) Wanita suka bicara, pria seperlunya. Maka tak heran jika 2 orang wanita bisa saling menelpon selama 1 jam, padahal mereka berdua baru pulang berlibur bersama selama satu minggu. Dan tentunya wajar saja, jika kata “gosip” lebih melekat pada diri wanita dibandingkan pria.
6) Wanita bicara dengan perasaan, sehingga kadang terkesan hiperbolik bagi pria. Jadi kalau ada wanita yang berkata, “Apapun yang aku lakukan dan katakan selalu salah di matamu!” Jika Anda pria mendengarkan hal itu, tenang saja, tak perlu dibantah, sabarlah, sepertinya tidak hanya Anda yang mengalaminya.
7) Pria menyukai SEKS (wanita adalah perhiasan terindah bagi pria), sedangkan kebetulan wanita suka diperhatikan (begitulah karakter perhiasan). Wanita berpikir SEKS adalah konsekuensi dari menikah, sedangkan pria tidak sedikit yang berpikir MENIKAH adalah konsekuensi dari menginginkan seks.
8) Pria suka dipercaya, sedangkan wanita suka diberi perhatian khusus.Untuk wanita : bukan karena cantik engkau diperhatikan, tapi karena diperhatikanlah engkau menjadi cantik. Untuk pria : kalau Anda hari ini merasa istri Anda kurang cantik, berarti Anda kurang memperhatikannya.
9) Pria mengutamakan keahlian, dan wanita mengutamakan kebersamaan. Makanya wanita itu kalau ke toilet biasa "berjama'ah". hmm... beda dengan pria,,,sendirian aja bisa karena pipis tidak menuntut keahlian khusus. Apakah Anda pernah mendengar ada pria ngajak temennya, "Don, pipis yuk"
10) Pria yang humoris adalah yang pandai melontarkan humor, wanita humoris adalah yang tertawa ketika pria melontarkan humor. Nah bagi para istri, kalau suami Anda melontarkan humor tolonglah tertwa, betapapun garingnya humor tersebut. Insya Allah karn Anda menghargai humor2 suami Anda, maka suami Anda tambah cintanya kepada Anda. Jangan sekali2 ketika suami Anda sedang humor Anda mengatakan, "Garing Amat sih".
11) Tugas istri adalah memberikan kehangatan kepada suaminya, dan tugas suami adalah memibiarkan sang istri memberikan kehangatan terbaik kepadanya. Peace... :)Ehm..serius nih...Intinya pria menginginkan kekuasaan, prestasi, dan seks, dan wanita menginginkan hubungan, stabilitas, dan cinta. (Disarikan dari "Calon Buku" dengan judul "Spiritual Sinergi Semesta - Upgrading your Spiritual Soft Skill)Thu, 27 Aug 2009 @14:32http://st282408.sitekno.com/?pg=articles&article=6689
2) Pria objektif, wanita intuitif (menganalisa lewat nada suara dan tatapan mata). Sehingga wajar saja jika pria merasa kesulitan jika berdusta di hadapan wanita secara berhadapan langsung, sebab wanita seperti memiki mesin pendeteksi kebohongan, biasanya pria - klo mau bo'ong - paling aman menggunakan SMS atau paling berani by phone.
3) Sudut pandang mata pria sempit, kerucut di retina mata pria kurang lebar, tidak seperti wanita, sehingga wajar jika pria lebih fokus tapi kurang kreatif melihat wacana lain sekitarnya. sehingga pula sering gagal jika diminta menemukan sesuatu, seperti menemukan gula yang terletak dengan sangat jelas di antara bumbu dapur.Selain itu, karena sudut pandang mata pria sempit, maka tatkala melihat wanita lain yang menggoda, maka kepala pria turut berputar mengikuti arah wanita tersebut. Tapi bukan berarti pria tersebut jatuh cinta, naluriah saja, tidak berbahaya selama pria tersebut memiliki iman yang kuat, tapi menundukkan pandangan mata jauh lebih utama.Namun demikian bukannya berarti wanita tidak pernah melihat pria yang tampan, tetapi karena sudut pandang wanita luas melebar, relatif hampir 180 derajat, maka wanita jarang kepergok basah sedang memandangi seorang pria yang tampan. Dan tentunya wanita ketika berniat belanja mentega di supermarket, karena sudut pandang matanya yang luas, maka seringkali yang terbeli bukan hanya mentega, melainkan hal-hal menarik lainnya.
4) Otak wanita memiliki koneksi antara otak kiri dan kanan sekitar 30% lebih aktif dari pria, tak heran jika wanita bisa berjalan, bicara, dan pakai lipstik sekaligus. Sedangkan pria hanya bisa berkonsentrasi pada satu pekerjaan di satu waktu. Maka tak heran jika pria jarang berbicara ketika sedang bercinta dengan istrinya. Fokus sih.
5) Wanita suka bicara, pria seperlunya. Maka tak heran jika 2 orang wanita bisa saling menelpon selama 1 jam, padahal mereka berdua baru pulang berlibur bersama selama satu minggu. Dan tentunya wajar saja, jika kata “gosip” lebih melekat pada diri wanita dibandingkan pria.
6) Wanita bicara dengan perasaan, sehingga kadang terkesan hiperbolik bagi pria. Jadi kalau ada wanita yang berkata, “Apapun yang aku lakukan dan katakan selalu salah di matamu!” Jika Anda pria mendengarkan hal itu, tenang saja, tak perlu dibantah, sabarlah, sepertinya tidak hanya Anda yang mengalaminya.
7) Pria menyukai SEKS (wanita adalah perhiasan terindah bagi pria), sedangkan kebetulan wanita suka diperhatikan (begitulah karakter perhiasan). Wanita berpikir SEKS adalah konsekuensi dari menikah, sedangkan pria tidak sedikit yang berpikir MENIKAH adalah konsekuensi dari menginginkan seks.
8) Pria suka dipercaya, sedangkan wanita suka diberi perhatian khusus.Untuk wanita : bukan karena cantik engkau diperhatikan, tapi karena diperhatikanlah engkau menjadi cantik. Untuk pria : kalau Anda hari ini merasa istri Anda kurang cantik, berarti Anda kurang memperhatikannya.
9) Pria mengutamakan keahlian, dan wanita mengutamakan kebersamaan. Makanya wanita itu kalau ke toilet biasa "berjama'ah". hmm... beda dengan pria,,,sendirian aja bisa karena pipis tidak menuntut keahlian khusus. Apakah Anda pernah mendengar ada pria ngajak temennya, "Don, pipis yuk"
10) Pria yang humoris adalah yang pandai melontarkan humor, wanita humoris adalah yang tertawa ketika pria melontarkan humor. Nah bagi para istri, kalau suami Anda melontarkan humor tolonglah tertwa, betapapun garingnya humor tersebut. Insya Allah karn Anda menghargai humor2 suami Anda, maka suami Anda tambah cintanya kepada Anda. Jangan sekali2 ketika suami Anda sedang humor Anda mengatakan, "Garing Amat sih".
11) Tugas istri adalah memberikan kehangatan kepada suaminya, dan tugas suami adalah memibiarkan sang istri memberikan kehangatan terbaik kepadanya. Peace... :)Ehm..serius nih...Intinya pria menginginkan kekuasaan, prestasi, dan seks, dan wanita menginginkan hubungan, stabilitas, dan cinta. (Disarikan dari "Calon Buku" dengan judul "Spiritual Sinergi Semesta - Upgrading your Spiritual Soft Skill)Thu, 27 Aug 2009 @14:32http://st282408.sitekno.com/?pg=articles&article=6689
32 CARA BERBAKTI KEPADA ORTU
Oleh: Asy Syaikh Muhammad Jamil ZainU
1. Berbicaralah kamu kepada kedua orang tuamu dengan adab dan janganlah mengucapkan “Ah” kepada mereka, jangan hardik mereka, berucaplah kepada mereka dengan ucapan yang mulia.
2. Selalu taati mereka berdua di dalam perkara selain maksiat, dan tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada sang Khalik.
3. Lemah lembutlah kepada kedua orangtuamu, janganlah bermuka masam serta memandang mereka dengan pandangan yang sinis.
4. Jagalah nama baik, kemuliaan, serta harta mereka. Janganlah engkau mengambil sesuatu tanpa seizin mereka.
5. Kerjakanlah perkara-perkara yang dapat meringankan beban mereka meskipun tanpa diperintah. Seperti melayani mereka, belanja ke warung, dan pekerjaan rumah lainnya, serta bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu.
6. Bermusyawarahlah dengan mereka berdua dalam seluruh kegiatanmu. Dan berikanlah alasan jika engkau terpaksa menyelisihi pendapat mereka.
7. Penuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri dan menjawab, “Ya ibu, ya ayah”. Janganlah memanggil dengan, “Ya papa, ya mama”, karena itu panggilan orang asing (orang-orang barat maksudnya –pent.).
8. Muliakan teman serta kerabat mereka ketika kedua orang tuamu masih hidup, begitu pula setelah mereka telah wafat.
9. Janganlah engkau bantah dan engkau salahkan mereka berdua. Santun dan beradablah ketika menjelaskan yang benar kepada mereka.
10. Janganlah berbuat kasar kepada mereka berdua, jangan pula engkau angkat suaramu kepada mereka. Diamlah ketika mereka sedang berbicara, beradablah ketika bersama mereka. Janganlah engkau berteriak kepada salah seorang saudaramu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka berdua.
11. Bersegeralah menemui keduanya jika mereka mengunjungimu, dan ciumlah kepala mereka.
12. Bantulah ibumu di rumah. Dan jangan pula engkau menunda membantu pekerjaan ibumu.
13. Janganlah engkau pergi jika mereka berdua tidak mengizinkan meskipun itu untuk perkara yang penting. Apabila kondisinya darurat maka berikanlah alasan ini kepada mereka dan janganlah putus komunikasi dengan mereka.
14. Janganlah masuk menemui mereka tanpa izin terlebih dahulu, apalagi di waktu tidur dan istirahat mereka.
15. Jika engkau kecanduan merokok, maka janganlah merokok di hadapan mereka.
16. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam (menyajikan) makanan dan minuman.
17. Janganlah engkau berdusta kepada mereka dan jangan mencela mereka jika mereka mengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.
18. Jangan engkau utamakan istri dan anakmu di atas mereka. Mintalah keridhaan mereka berdua sebelum melakukan sesuatu karena ridha Allah tergantung ridha orang tua. Begitu juga kemurkaan Allah tergantung kemurkaan mereka berdua.
19. Jangan engkau duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka. Jangan engkau julurkan kakimu di hadapan mereka karena sombong.
20. Jangan engkau menyombongkan kedudukanmu di hadapan bapakmu meskipun engkau seorang pejabat besar. Hati-hati, jangan sampai engkau mengingkari kebaikan-kebaikan mereka berdua atau menyakiti mereka walaupun dengan hanya satu kalimat.
21. Jangan pelit dalam memberikan nafkah kepada kedua orang tua sampai mereka mengeluh. Ini merupakan aib bagimu. Engkau juga akan melihat ini terjadi pada anakmu. Sebagaimana engkau memperlakukan orang tuamu, begitu pula engkau akan diperlakukan sebagai orang tua.
22. Banyaklah berkunjung kepada kedua orang tua, dan persembahkan hadiah bagi mereka. Berterimakasihlah atas perawatan mereka serta atas kesulitan yang mereka hadapi. Hendaknya engkau mengambil pelajaran dari kesulitanmu serta deritamu ketika mendidik anak-anakmu.
23. Orang yang paling berhak untuk dimuliakan adalah ibumu, kemudian bapakmu. Dan ketahuilah bahwa surga itu di telapak kaki ibu-ibu kalian.
24. Berhati-hati dari durhaka kepada kedua orang tua serta dari kemurkaan mereka. Engkau akan celaka dunia akhirat. Anak-anakmu nanti akan memperlakukanmu sama seperti engkau memperlakukan kedua orangtuamu.
25. Jika engkau meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, mintalah dengan lembut dan berterima kasihlah jika mereka memberikannya. Dan maafkanlah mereka jika mereka tidak memberimu. Janganlah banyak meminta kepada mereka karena hal itu akan memberatkan mereka berdua.
26. Jika engkau mampu mencukupi rezeki mereka maka cukupilah, dan bahagiakanlah kedua orangtuamu.
27. Sesungguhnya orang tuamu punya hak atas dirimu. Begitu pula pasanganmu (suami/istri) memiliki hak atas dirimu. Maka penuhilah haknya masing-masing. Berusahalah untuk menyatukan hak tersebut apabila saling berbenturan. Berikanlah hadiah bagi tiap-tiap pihak secara diam-diam.
28. Jika kedua orang tuamu bermusuhan dengan istrimu maka jadilah engkau sebagai penengah. Dan pahamkan kepada istrimu bahwa engkau berada di pihaknya jika dia benar, namun engkau terpaksa melakukannya karena menginginkan ridha kedua orang tuamu.
29. Jika engkau berselisih dengan kedua orang tuamu di dalam masalah pernikahan atau perceraian, maka hendaknya kalian berhukum kepada syari’at karena syari’atlah sebaik-baiknya pertolongan bagi kalian.
30. Doa kedua orang itu mustajab baik dalam kebaikan maupun doa kejelekan. Maka berhati-hatilah dari doa kejelekan mereka atas dirimu.
31. Beradablah yang baik kepada orang-orang. Siapa yang mencela orang lain maka orang tersebut akan kembali mencelanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya dengan cara dia mencela bapaknya orang lain, maka orang tersebut balas mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang, maka orang tersebut balas mencela ibunya.” (Muttafaqun ‘alaihi).
32. Kunjungilah mereka disaat mereka hidup dan ziarahilah ketika mereka telah wafat. Bershadaqahlah atas nama mereka dan banyaklah berdoa bagi mereka berdua dengan mengucapkan,“Wahai Rabb-ku ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Waha Rabb-ku, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka telah merawatku ketika kecil”. (*)
Sumber: http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fulamasunnah.wordpress.com%2F&h=d9c270808a92e9ae58839456c5f98d66
1. Berbicaralah kamu kepada kedua orang tuamu dengan adab dan janganlah mengucapkan “Ah” kepada mereka, jangan hardik mereka, berucaplah kepada mereka dengan ucapan yang mulia.
2. Selalu taati mereka berdua di dalam perkara selain maksiat, dan tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada sang Khalik.
3. Lemah lembutlah kepada kedua orangtuamu, janganlah bermuka masam serta memandang mereka dengan pandangan yang sinis.
4. Jagalah nama baik, kemuliaan, serta harta mereka. Janganlah engkau mengambil sesuatu tanpa seizin mereka.
5. Kerjakanlah perkara-perkara yang dapat meringankan beban mereka meskipun tanpa diperintah. Seperti melayani mereka, belanja ke warung, dan pekerjaan rumah lainnya, serta bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu.
6. Bermusyawarahlah dengan mereka berdua dalam seluruh kegiatanmu. Dan berikanlah alasan jika engkau terpaksa menyelisihi pendapat mereka.
7. Penuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri dan menjawab, “Ya ibu, ya ayah”. Janganlah memanggil dengan, “Ya papa, ya mama”, karena itu panggilan orang asing (orang-orang barat maksudnya –pent.).
8. Muliakan teman serta kerabat mereka ketika kedua orang tuamu masih hidup, begitu pula setelah mereka telah wafat.
9. Janganlah engkau bantah dan engkau salahkan mereka berdua. Santun dan beradablah ketika menjelaskan yang benar kepada mereka.
10. Janganlah berbuat kasar kepada mereka berdua, jangan pula engkau angkat suaramu kepada mereka. Diamlah ketika mereka sedang berbicara, beradablah ketika bersama mereka. Janganlah engkau berteriak kepada salah seorang saudaramu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka berdua.
11. Bersegeralah menemui keduanya jika mereka mengunjungimu, dan ciumlah kepala mereka.
12. Bantulah ibumu di rumah. Dan jangan pula engkau menunda membantu pekerjaan ibumu.
13. Janganlah engkau pergi jika mereka berdua tidak mengizinkan meskipun itu untuk perkara yang penting. Apabila kondisinya darurat maka berikanlah alasan ini kepada mereka dan janganlah putus komunikasi dengan mereka.
14. Janganlah masuk menemui mereka tanpa izin terlebih dahulu, apalagi di waktu tidur dan istirahat mereka.
15. Jika engkau kecanduan merokok, maka janganlah merokok di hadapan mereka.
16. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam (menyajikan) makanan dan minuman.
17. Janganlah engkau berdusta kepada mereka dan jangan mencela mereka jika mereka mengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.
18. Jangan engkau utamakan istri dan anakmu di atas mereka. Mintalah keridhaan mereka berdua sebelum melakukan sesuatu karena ridha Allah tergantung ridha orang tua. Begitu juga kemurkaan Allah tergantung kemurkaan mereka berdua.
19. Jangan engkau duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka. Jangan engkau julurkan kakimu di hadapan mereka karena sombong.
20. Jangan engkau menyombongkan kedudukanmu di hadapan bapakmu meskipun engkau seorang pejabat besar. Hati-hati, jangan sampai engkau mengingkari kebaikan-kebaikan mereka berdua atau menyakiti mereka walaupun dengan hanya satu kalimat.
21. Jangan pelit dalam memberikan nafkah kepada kedua orang tua sampai mereka mengeluh. Ini merupakan aib bagimu. Engkau juga akan melihat ini terjadi pada anakmu. Sebagaimana engkau memperlakukan orang tuamu, begitu pula engkau akan diperlakukan sebagai orang tua.
22. Banyaklah berkunjung kepada kedua orang tua, dan persembahkan hadiah bagi mereka. Berterimakasihlah atas perawatan mereka serta atas kesulitan yang mereka hadapi. Hendaknya engkau mengambil pelajaran dari kesulitanmu serta deritamu ketika mendidik anak-anakmu.
23. Orang yang paling berhak untuk dimuliakan adalah ibumu, kemudian bapakmu. Dan ketahuilah bahwa surga itu di telapak kaki ibu-ibu kalian.
24. Berhati-hati dari durhaka kepada kedua orang tua serta dari kemurkaan mereka. Engkau akan celaka dunia akhirat. Anak-anakmu nanti akan memperlakukanmu sama seperti engkau memperlakukan kedua orangtuamu.
25. Jika engkau meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, mintalah dengan lembut dan berterima kasihlah jika mereka memberikannya. Dan maafkanlah mereka jika mereka tidak memberimu. Janganlah banyak meminta kepada mereka karena hal itu akan memberatkan mereka berdua.
26. Jika engkau mampu mencukupi rezeki mereka maka cukupilah, dan bahagiakanlah kedua orangtuamu.
27. Sesungguhnya orang tuamu punya hak atas dirimu. Begitu pula pasanganmu (suami/istri) memiliki hak atas dirimu. Maka penuhilah haknya masing-masing. Berusahalah untuk menyatukan hak tersebut apabila saling berbenturan. Berikanlah hadiah bagi tiap-tiap pihak secara diam-diam.
28. Jika kedua orang tuamu bermusuhan dengan istrimu maka jadilah engkau sebagai penengah. Dan pahamkan kepada istrimu bahwa engkau berada di pihaknya jika dia benar, namun engkau terpaksa melakukannya karena menginginkan ridha kedua orang tuamu.
29. Jika engkau berselisih dengan kedua orang tuamu di dalam masalah pernikahan atau perceraian, maka hendaknya kalian berhukum kepada syari’at karena syari’atlah sebaik-baiknya pertolongan bagi kalian.
30. Doa kedua orang itu mustajab baik dalam kebaikan maupun doa kejelekan. Maka berhati-hatilah dari doa kejelekan mereka atas dirimu.
31. Beradablah yang baik kepada orang-orang. Siapa yang mencela orang lain maka orang tersebut akan kembali mencelanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya dengan cara dia mencela bapaknya orang lain, maka orang tersebut balas mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang, maka orang tersebut balas mencela ibunya.” (Muttafaqun ‘alaihi).
32. Kunjungilah mereka disaat mereka hidup dan ziarahilah ketika mereka telah wafat. Bershadaqahlah atas nama mereka dan banyaklah berdoa bagi mereka berdua dengan mengucapkan,“Wahai Rabb-ku ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Waha Rabb-ku, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka telah merawatku ketika kecil”. (*)
Sumber: http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fulamasunnah.wordpress.com%2F&h=d9c270808a92e9ae58839456c5f98d66
Minggu, 04 Oktober 2009
Langganan:
Postingan (Atom)